[repost] Ole Dewa

Tulisan ini diposting ulang dari tulisan kak Andy di Ririungan Semi Palar.
Sore ini saya bersama kakak-kakak tim Disada berangkat ke Unpar untuk menghadiri peluncuran buku Ole Dewa : Kisah Mencari Sahabat di Sumba, catatan proses belajar 18 mahasiswa Unpar jurusan Matematika yang belajar dengan cara mengajar anak-anak di berbagai tempat Sumba Barat Daya. Tulisan ini juga menutup JurnalSumba yang mulai saya tuliskan di awal Agustus lalu.

Di salah satu ruang kuliah yg sangat bagus, Lecture Theatre di lantai 9 gedung PPAG (Pusat Pembelajaran Arnzt Geize), acara ini digelar. Titik akhir yang luar biasa mengingat titik awal di mana kegiatan ini kita mulai di bulan Juli lalu. Salah satunya saat saya, kak Lyn, pak Agus dan bu Winna menjajal jalur trekking yang akan dilalui mahasiswa peserta PMD3T dalam pembekalan – persiapan berangkat ke Sumba nanti. (gambar sebelah kiri).
Ya begitulah, kami meyakini bahwa tim fasilitator perlu terlebih dahulu mengalami proses apa yang akan dijalani para peserta didik dalam proses belajarnya nanti. Walaupun tampak tidak biasa, ini adalah salah satu bentuk kolaborasi yang kami gulirkan bersama antara tim Smipa Disada dan para dosen yang akan membantu mahasiswa peserta program ini. Kami merasa sangat beruntung bahwa hari ini seluruh rangkaian proses kolaborasi ini bisa kami tuntaskan, dipertanggung jawabkan di hadapan ibu Dekan dan Bapak Rektor Unpar, yang memayungi kegiatan ini dalam konteks kelembagaan.
Bagi saya, kak Lyn dan kak MJ ini juga satu kebanggaan sebagai alumni Unpar. Bahwa setelah sekian tahun lulis dari institusi ini, masih ada sesuatu yang bisa kami kontribusikan kembali ke almamater kami. Setidaknya itu yang saya rasakan sangat kuat saat mengikuti kegiatan kemarin dari awal sampai akhir.
Bagi Semi Palar ini jadi pengalaman yang bermakna, terutama saat nama Semi Palar dan konsep Pembelajaran Holistiknya disebut-sebut berperan cukup besar dalam kegiatan ini. Sebuah kehormatan bahwa teman-teman mahasiswa, bu Winna dan bapak Rektor mengapresiasi peran Semi Palar dalam proses ini. Puncaknya adalah saat pak Mangadar memberikan penghargaan kepada Semi Palar, menyerahkan plakat Unpar dan buku Ole Dewa kepada kak Lyn mewakili tim Smipa Disada.
Ini momen yang sangat bermakna bagi saya secara pribadi dan buat komunitas Semi Palar secara keseluruhan. Sebuah penanda bahwa Konsep Pembelajaran yang selama ini kita kembangkan dan terapkan sehari-hari di Semi Palar bisa juga mewarnai proses pembelajaran di tataran Pendidikan Tinggi, dan walaupun sangat terbatas berhasil menyentuh beberapa gelintir murid-murid di salah satu sudut Nusantara, di Sumba Barat Daya melalui PMD3T.
Beberapa kali saya meneteskan air mata saat melihat kembali wajah anak-anak yang berkumpul di LC – yang hadir jarak jauh lewat Zoom. Juga saat melihat sosok-sosok mahasiswa yang masih saya ingat jelas bagaimana pembawaannya satu demi satu, saat perjumpaatn pertama di Unpar. Dalam waktu singkat saya melihat perubahan besar dalam diri mereka. Proses diri, transformasi diri, bukan hanya jargon belaka. Bahwa belajar – pada akhirnya harus punya nilai kebermanfaatan terlihat jelas di sini, melalui testimoni, cerita, refleksi proses dan bagaimana teman-teman di yang duduk di depan, membagikan cerita tentang pengelalaman mereka di Sumba. Buku Ole Dewa menjadi catatannya.
18 tahun Perjalanan Semi Palar telah membawa kita semua sampai ke titik ini. Saat ini beberapa teman KPB sedang mencari cara untuk berkontribusi nyata bagi anak-anak di Sumba Barat Daya. Ada beberapa gagasan yang sedang dicarikan titik temunya agar koneksi yang sudah terjalin melalui program PMD3T ini bisa dikembangkan lebih jauh. Perjalanan masih panjang, masih banyak hal yang perlu dan bisa kita lakukan untuk pendidikan di Indonesia, agar lebih banyak anak-anak kita bertumbuh kembang menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Salam.